Selasa, 13 September 2011

a bosom reflection

Sebuah cerita sederhana yang dikutip dari Sang Bijak pada relita kehidupan seorang anak manusia. Di kisahkan beberapa tahun silam ada seorang pelajar asal Semarang yang menaiki pesawat untuk pergi ke Jepang karena lolos dalam seleksi The Japan – East Asia Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS) yaitu program persahabatan Jepang dengan negara-negara di kawasan Asia Timur yang bertujuan menciptakan dan memperdalam rasa saling pengertian diantara para remaja yang merupakan generasi penerus yang akan berperan penting di masa yang akan datang.

Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si pelajar menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan

” Ibu ada acara apa pergi ke Jepang ? “ Tanya si pelajar.

” Oh… saya mau ke Jepang nengokin anak saya yang ketujuh “ Jawab si ibu itu.

” Wouw.. hebat sekali putra ibu “ sahut pelajar itu dan kemudian terdiam sejenak.

Pelajar itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pelajar itu melanjutkan pertanyaannya.

” Kalau saya tidak salah, anak yang di Jepang tadi, putra yang ketujuh ya bu??Bagaimana dengan kakak dan adik-adik nya?? “

” Oh ya tentu “ sahut si Ibu dan kemudian bercerita

” Anak saya yang kedua seorang dokter di Malang, yang ketiga kerja di perkebunan di Lampung, yang keempat menjadi arsitek di Jakarta, yang kelima menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang keenam menjadi Dosen di Semarang. “

Pelajar tadi diam, ” hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh.” kegumnya dalam hati

” Terus bagaimana dengan anak pertama ibu ?? “

Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab,

” anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar. “

Pelajar itu segera menyahut,

” Maaf ya Bu….. kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi petani ??? “

….Dengan tersenyum ibu itu menjawab..

” Ooo …tidak, tidak begitu nak….Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani ”

Kesimpulan dari cerita diatas : Semua orang di dunia ini penting. Buka matamu, pikiranmu, hatimu. Intinya adalah kita tidak bisa membuat ringkasan sebelum kita membaca buku itu sampai selesai. Orang bijak berbicara “Hal yang paling penting adalah bukanlah SIAPAKAH KAMU tetapi APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN”

0 komentar: